Archives's Categories

Minggu, 09 Oktober 2011

Studi Kasus Permasalahan Sistem Informasi Akademik UNHAZ Bengkulu

Solusi yang lain secara teknis adalah membuat software Sistem Informasi Akademik yang dinamis, dimana user dapat melakukan update sistem secara mandiri dan berkala tanpa perlu berhubungan dengan developer kembali. Misalnya, membuat perubahan evaluasi penilaian, evaluasi absensi, aturan penilaian, perubahan kurikulum, dan sebagainya. Tetapi untuk membuat software Sistem Informasi Akademis yang dinamis tersebut memerlukan waktu yang tidak sedikit dan juga membutuhkan biaya yang cukup besar.
Proses pembuatan software tidak cukup hanya dikerjakan dalam waktu beberapa hari saja. Ada beberapa tahapan yang harus dilalui dalam proses pembuatan software. Setiap tahapan bisa memerlukan waktu cukup lama, bisa satu bulan, dua bulan, atau bahkan satu tahun. Tahapan-tahapan itu yaitu : requirement (perencanaan dan analisa), design (pembuatan), dan testing (pengujian dan pemeliharaan). Setiap tahapan yang dilalui terdapat beberapa permasalahan-permasalahan yang timbul. Pembahasan permasalahan ini dibagi dalam setiap tahapan pembuatan software.

Tahap Requirement
Pada tahap ini, kegiatan yamg paling banyak dilakukan adalah dengan melakukan interaksi dengan user. Permasalahan dalam proses pembuatan software yang dapat timbul pada tahap ini adalah :

  • ·         Permasalahan spesifikasi kebutuhan
Kebutuhan akan fitur dan report yang diinginkan sering kali tidak sesuai dengan sistem yang ada. Misalnya pada sistem Informasi Akademik, user menginginkan report pembayaran SPP, sedangkan sistem ini hanya mengenai masalah akademik perkuliahan,
  • ·         Ketidak sepahaman sistem antara developer dan user
Seringkali antara developer dan user dikarenakan perbedaan pemahaman, terjadi ketidak sepahaman mengenai alur Sistem Informasi Akademik, misalnya alur mulai dari mahasiswa bayar SPP, daftar ulang, pengisian FRS, proses perkuliahan sampai nilai akhir UAS keluar.
  • ·         Metode analisa sistem
Metode analisa sistem yang digunakan oleh developer tidak sesuai dengan kondisi/ behaviour user.

Tahap Design
Pada tahap ini, merupakan tahap yang dilakukan oleh developer. Permasalahan dalam proses pembuatan software yang dapat timbul pada tahap ini adalah :
  • ·         Metode pembuatan software
Metode dan tools yang digunakan hasilnya tidak optimal, sesuai dengan keinginan user.
  • ·         Organisasi pembuatan software
Tidak adanya koordinasi pada saat proses pembuatan software, sehingga terjadi modul-modul yang tidak dapat digabungkan. Misalnya tidak sesuainya nama tabel, field, atau tipe data yang digunakan.

Tahap Testing
Pada tahap ini, merupakan tahap pengujian software yang dilakukan antara developer dan user, dan diakhiri dengan pemeliharaan software. Permasalahan dalam proses pembuatan software yang dapat timbul pada tahap ini adalah :
·         Perubahan regulasi system. Adanya perubahan regulasi sistem, misalnya perubahan evaluasi penilaian dari 5 tingkat penilaian (A, B, C, D, E) menjadi 7 tingkat penilaian (A, AB, B, BC, C, D, E). Hal ini menyebabkan perubahan tabel dan fieldnya.
·       Ketidaksesuaian keinginan user dengan software yang telah dibuat.Pengujian software yang dilakukan antara user dan developer tidak memenuhi keinginan user.
  • ·         Tidak adanya Risk Management
Hal ini menyebabkan tidak ada langkah-langkah yang akan dilakukan apabila terjadi revisi ataupun pada masa garansi/ maintenance.

DIK :
Sedangkan bila tanpa review :
Didapatkan bahwa bila dengan defect amplification model nya adalah sebagi berikut :
  1. Tanpa Review
 
  1. Dengan Review

Tidak ada komentar:

Posting Komentar